Lahir : Kertosuro, 7 April 1725
Wafat : 28 Desember 1795
Makam : -
NAMA kecil dari Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (K. G. P. A. A.) Mangkunegoro I adalah Raden Mas Said. Oleh Belanda ia digelari “Pangeran Samber Nyowo” karena banyak prajurit Belanda yang mati di tangannya. Kebencian Mas Said terhadap Belanda dimulai sejak ayahandanya ditangkap dan dibuang ke Negeri Sri Lanka. Ayahnya oleh Belanda dituduh terlibat dalam rencana pemberontakan untuk melawan Belanda. Hal inilah yang memicu dirinya untuk memberontak dan melawan Belanda yang ketika itu berpengaruh amat besar terhadap kerajaan Mataram.
Mas Said membenci Paku Buwono III (Raja Mataram) karena keberpihakkannya kepada Belanda. Oleh karena itu, Mas Said tidak hanya berperang melawan Belanda, tetapi juga harus menghadapi Paku Buwono III yang dibantu oleh Pangeran Mangkubumi.
Setelah Mas Said berhasil dikalahkan, timbul perselisihan baru antara Mangkubumi dan Paku Buwono III yang dibantu oleh Belanda. Perselisihan tersebut menyangkut janji Paku Buwono III yang dibantu oleh Belanda. Perselisihan tersebut menyangkut janji Paku Buwono III yang akan menghadiahi daerah Masopati kepada Mangkubumi. Janji itu dilanggar Paku Buwono III.
Dari perselisihan tersebut, timbul peperangan antara Mangkubumi dan Belanda. Mangkubumi akhirnya bergabung bersama Mas Said untuk menentang Paku Buwono III dan Belanda. Mas Said yang kemudian menikah dengan putrid dari Mangkubumi juga turut melawan Belanda membantu ayah mertuanya. Selama sembilan tahun mereka bahu-membahu melakukan perlawanan hingga membuat Belanda cukup kerepotan.
Hingga akhirnya pada tanggal 13 Februari 1755, Paku Buwono III, Pangeran Mangkubumi, dan Belanda menandatangani perjanjian Gianti. Isi perjanjian tersebut antara lain menyebutkan Kerajaan Mataram dibagi dua, yakni Kesultanan Surakarta untuk Paku Buwono III, dan Kesultanan Yogyakarta untuk Pangeran Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono I.
Mas Said merasa ditinggalkan. Kini ia harus menghadapi pasukan gabungan Surakarta, Yogyakarta, dan Belanda. Semula Belanda amat kesulitan menghadapi Mas Said yang ulet dan hebat dalam taktik berperang. Namun karena perang tersebut berlangsung cukup lama, akhirnya pasukan Mas Said menjadi sangat lemah. Kondisi ini memaksa Mas Said untuk menyerahkan diri ke Paku Buwono III dengan syarat ia meminta sebagian daerah yang menjadi haknya.
Paku Buwono III akhirnya setuju, dan menyerahkan wilayah Wonogiri dan sekitarnya kepada Mas Said. Daerah tersebut kemudian diberi nama Mangkunegaran dan Mas Said diberi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati Mangkunegoro I. SK Presiden RI No. 048/TK/1988 mengukuhkan KGPAA Mangkunegoro alias Raden Mas Said sebagai pahlawan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar