Lahir : Kampar, Riau, 5 November 1784
Wafat : Negeri Sembilan, Malaysia, 12 November 1882
Makam : -
TERLAHIR dengan nama Muhammad Saleh. Ia adalah putra pejabat tinggi agama di kerajaan Tambusai. Saat belajar agama pada tokoh-tokoh ulama di Sumatera Barat, ia berkenalan dengan pemimpin Padri yaitu Tuanku Imam Bonjol.
Pada waktu terjadi perang Padri, Tuanku Tambusai adalah salah satu tokoh pemimpin kaum Padri yang cukup ditakuti oleh Belanda. Karena ketangguhan perlawanan yang diberikan Tuanku Tambusai, Belanda memberinya gelar Harimau Padri dari Rokan.
Tuanku Tambusai memimpin kaum Padri setelah Tuanku Rao gugur pada suatu pertempuran di Air Bangis, Sumatera Barat bagian Utara. Bulan September 1832, Benteng Rao berhasil dikuasai Belanda. Tuanku Tambusai bersama pasukannya menyingkir ke Tapanuli Selatan dan mendirikan benteng pertahanan berlapis-lapis di Dalu-dalu. Di sinilah letak kecerdikan Tuanku Tambusai. Benteng-benteng pertahanan tersebut sangat sukar ditembus oleh pasukan Belanda. Tuanku Tambusai kemudian mulai menyerang Belanda di bagian Utara Sumatera Barat dan daerah sekitar Tapanuli Selatan.
Tahun 1835-1837, adalah tahun yang cukup berat bagi perjuangan kaum Padri di daerah Bonjol. Apalagi Belanda mengepung daerah Bonjol dengan kekuatan 14.000 prajurit. Tuanku Tambusai yang berada di Utara Sumatera Barat sering menyerang pos-pos Belanda sehingga konsentrasi Belanda menjadi terpecah. Oleh karena itu, Bonjol baru dapat dikuasai oleh Belanda setelah lebih dari tiga tahun melakukan pengepungan. Benteng Bonjol sendiri jatuh ke tangan Belanda pada tanggal 16 Agustus 1837.
Walaupun Tuanku Imam Bonjol dapat ditawan oleh Belanda, namun Tuanku Tambusai tetap melanjutkan perlawanannya. Belanda cukup kesulitan untuk mengalahkan Tuanku Tambusai yang bertahan di Benteng Dalu-dalu. Serangan-serangan yang dilakukan oleh Belanda sejak awal tahun 1838 selalu gagal karena kuatnya bentang pertahanan Dalu-dalu. Butuh waktu 1 tahun penuh bagi Belanda untuk menundukkan Dalu-dalu.
Tanggal 28 September 1838, benteng utama Dalu-dalu baru dapat dilumpuhkan. Namun Tuanku Tambusai berhasil melarikan diri ke Malaysia. Tuanku Tambusai berada di Malaysia hingga wafat pada tanggal 12 November 1882. Tuanku Tambusai dianugerahi gelar pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden No. 071/TK/1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar